Jumat, 08 Maret 2013

Games? Danger woy!

Globalisasi dunia internet bergerak sangat cepat, meluas dan tak terbatas. Hampir semua umur sudah biasa mengaksesnya bahkan kini hanya dengan gadget dua ratus ribuan, udah dapat gadget yang bisa koneksi internet. Mereka yang galau, tidak nyaman di rumah, bosan dengan social network twiter, facebook dll lari ke game online (game yang hanya bisa dimainkan saat terkoneksi dengan jaringan internet).
Bagaimana solusinya ? untuk mengatasi kecanduan game online. Anak usia 7-18 tahun semestinya bisa melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat daripada sekadar menghabiskan waktu bermain game online. Karena dorongan untuk bermain game online sangat besar pada mereka yang kecanduan, bahkan sampe berbuat kriminal untuk dapatkan uang biaya bermain game online nya.
Pergaulan anak yang hanya di games online saja membuat para pecandu games online menjadi terisolasi dari teman-teman dan lingkungan pergaulan nyata. Mereka juga terpengaruh perilaku agresif oleh apa yang dilihat dan dimainkan di game online. Sering berteriak mengumpat, berkata kata jorok, merokok pun jadi kebiasaan saat bermain.
Mereka jadi lupa waktu, belajar, makan & minum dll karena ke asyikanya dengan game online. Termasuk pemborosan juga karena biayanya ga murah. Selain itu, konsentrasi anak dalam pelajaran menurun. Tidak hanya itu, paparan cahaya radiasi komputer dapat merusak saraf mata dan otak. Untuk itu, peran orang tua sangat diperlukan dalam mendampingi anak-anak memanfaatkan kecanggihan teknologi dan internet untuk hal yang positif.
Salah satu yang bisa dilakukan adalah membatasi waktu anak-anak saat bermain game dan internet sehat. Jalin komunikasi yang intens dengan anak. Kemudian mengubah cara berkomunikasi, dari semula selalu menuntut, beralih menjadi pendamping dan teman bagi si anak. “Kuncinya di orang tua dan keluarga, yang memang sering berinteraksi dengan anak-anak. Mari cetak anak kita jadi generasi yang terbaik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar